Senin, 07 Desember 2015

Nama Nama Kapal Dan Jenis Jenis kapal Di Dunia Pelayaran - Seberapa banyak daftar nama kapal yang Anda ketahui dan ada berapa jenis kapal yang Anda ketahui? Haha..pertanyaan yang terlalu dipaksakan kayaknya hehehe. Karena blog ini adalah blog personal mengenai catatan seorang pelaut, informasi kali ini mengenai nama dan jenis kapal. Kalau sobat ingin jadi seorang pelaut wajib baca...hehehe..


Berikut ini adalah Daftar Macam Dan Daftar Nama Jenis Kapal-kapal Serta Fungsi yang ada Ada di Dunia Pelayaran :

1. tanker, adalah kapal dirancang untuk mengangkut cairan dalam jumlah besar. Jenis utama tankship termasuk kapal tanker minyak, kapal tanker kimia, dan pembawa gas alam cair. Kapal ini pun tannker Dalam, pengangkutan di BAGI BAGI lagi Dari Jenis atau typenya. Akan juga berbeda beda. makin Berbahaya muatan yg di bawah sistem desain Kapal Maka ITU pelesetan Akan makin Canggih. demi keselamatan si awak Kapal tsb. 

2. pembawa mobil shi / Roll-on/roll-off (RoRo atau ro-ro) kapal kapal dirancang untuk membawa kargo roda seperti mobil, truk, semi-trailer truk, trailer atau mobil kereta api yang didorong dan mematikan kapal pada mereka sendiri roda. Hal ini berbeda dengan lo-lo (lift on-lift off) kapal-kapal yang menggunakan derek untuk memuat dan membongkar muatan. Kapal RoRo memiliki built-in landai yang memungkinkan kargo untuk secara efisien "berguling di" dan "berguling dari" kapal saat di pelabuhan. Sementara feri yang lebih kecil yang beroperasi di sungai dan jarak pendek lainnya masih sering memiliki built-in landai, yang RoRo istilah umumnya dicadangkan untuk besar kapal laut-pergi. Landai dan pintu keras-mungkin saja, atau haluan dan buritan untuk loading cepat. .
3. Sebuah kapal feri (atau kapal feri) adalah bentuk transportasi, biasanya perahu atau kapal, digunakan untuk membawa (atau feri) penumpang dan kendaraan mereka di badan air. Feri juga digunakan untuk angkutan barang (dalam truk dan kadang-kadang kontainer pengiriman unpowered) dan bahkan gerbong kereta.Kebanyakan feri beroperasi pada biasa, sering, layanan kembali. Sebuah feri penumpang dengan kaki-banyak berhenti, seperti di Venesia, kadang-kadang disebut bus air atau taksi air. 

4. Sebuah kapal pesiar atau kapal pesiar adalah kapal penumpang yang digunakan untuk pelayaran kesenangan, di mana perjalanan itu sendiri dan fasilitas kapal adalah bagian dari pengalaman. Jelajah telah menjadi bagian utama dari industri pariwisata, dengan jutaan penumpang setiap tahun. Kapal pesiar beroperasi sebagian besar pada rute yang kembali penumpang ke port mereka berasal. Sebaliknya, didedikasikan transportasi kapal laut berorientasi melakukan "perjalanan line" dan biasanya penumpang transportasi dari satu titik ke titik lain, bukan pada perjalanan pulang. Beberapa kapal pesiar juga terlibat dalam perjalanan panjang yang mungkin tidak mengarah kembali ke port yang sama selama berbulan-bulan (perjalanan panjang bulat
  
(longer round trips

  5. Kapal kargo kontainer adalah kapal yang membawa semua beban mereka di dalam truk ukuran kontainer intermodal, dalam sebuah teknik yang disebut containerization. Mereka membentuk sarana umum angkutan komersial sistem intermoda containerization transport.dgn Maka pemuatan murah pembongkaran Akan menjadi cepat. biasanya 4 s / d 6 jam Kapal Sudah Siap Kembali UNTUK berlayar. 

6. Sebuah bulk carrier, kargo curah, atau bulker adalah kapal dagang yang dirancang khusus untuk mengangkut kargo curah unpackaged, seperti biji-bijian, batu bara, bijih, dan semen dalam kargo memegang. Dari kelebihan Kapal ini adalah Daya angkut yg gede KARENA rusak stowagenya pun Kecil. 

7. Tongkang adalah perahu datar dipercaya, dibangun terutama untuk transportasi sungai dan kanal barang berat. Beberapa tongkang tidak self-propelled dan harus ditarik oleh kapal tunda atau didorong oleh towboats. 
8. Hopper tongkang adalah jenis non-mekanik kapal atau kapal yang tidak bisa bergerak dengan sendirinya, tidak seperti beberapa jenis lain tongkang.Dirancang untuk membawa bahan-bahan, seperti batu, pasir, tanah dan sampah, untuk membuang ke laut, sungai atau danau untuk reklamasi tanah. 
9. Sebuah kapal angkat berat adalah kapal dirancang untuk memindahkan beban yang tidak dapat ditangani oleh kapal-kapal biasanya dilengkapi. Mereka terdiri dari dua jenis: semi-submersible mampu mengangkat kapal lain keluar dari air dan mengangkutnya, dan kapal untuk menambah fasilitas bongkar di pelabuhan tidak memadai dilengkapi. 
10. Sebuah Floating Production, Penyimpanan dan Pembongkaran kapal (FPSO, juga disebut "unit" dan "sistem") adalah sebuah jenis sistem tangki mengambang yang digunakan oleh industri minyak lepas pantai dan gas dan dirancang untuk mengambil semua minyak atau gas yang dihasilkan dari platform terdekat atau template, proses, dan menyimpannya sampai minyak atau gas dapat diturunkan ke kapal tanker atau diangkut melalui pipa.

11. Sebuah kapal selam dukungan adalah kapal yang digunakan sebagai dasar mengambang untuk proyek-proyek menyelam profesional 
12. Pemadam kebakaran adalah perahu khusus, sering menyerupai kapal tunda, dengan pompa dan nosel yang dirancang untuk memerangi pantai dan kebakaran kapal. 
13. Sebuah pasokan Platform kapal (sering disingkat sebagai PSV) adalah kapal yang dirancang khusus untuk memasok platform minyak lepas pantai. Kapal ini berkisar 65-350 meter panjangnya dan menyelesaikan berbagai tugas. Fungsi utama untuk sebagian besar kapal-kapal ini adalah transportasi barang dan personil ke dan dari platform minyak lepas pantai dan struktur lepas pantai lainnya 


13. Sebuah kapal tunda (tug) adalah perahu yang manuver kapal dengan mendorong atau penarik mereka. Tugs memindahkan kapal yang tidak harus bergerak diri mereka sendiri, seperti kapal-kapal di pelabuhan yang ramai atau sebuah kanal yang sempit, atau mereka yang tidak bisa bergerak sendiri, seperti tongkang, kapal cacat, atau platform minyak. Kapal tunda yang kuat untuk ukuran mereka dan sangat dibangun, beberapa laut-pergi. Beberapa kapal tunda berfungsi sebagai pembuka percakapan atau perahu penyelamatan. Kapal tunda awal memiliki mesin uap, hari ini mesin diesel yang digunakan. 


15. Sebuah lapisan kabel atau kabel kapal adalah kapal laut yang dirancang dan digunakan untuk memasang kabel bawah air untuk telekomunikasi, listrik, dan semacamnya. Sebuah suprastruktur besar, dan satu atau lebih gulungan yang makan dari jendela di atas pintu itu, membedakannya dari jenis lain kapal. 
15. Sebuah kapal derek, crane kapal atau floating crane adalah kapal yang khusus dalam mengangkat beban berat. Kapal derek terbesar adalah sering digunakan untuk konstruksi lepas pantai. Kapal yang lebih besar sering semi-submersible, tetapi juga monohulls konvensional digunakan. Salah satu perbedaan dengan sheerleg adalah bahwa crane bisa berputar. 


16. Drillship adalah kapal maritim yang telah dilengkapi dengan alat pengeboran. Hal ini paling sering digunakan untuk eksplorasi pengeboran minyak baru atau sumur gas di perairan dalam atau untuk pengeboran ilmiah. Drillship juga dapat digunakan sebagai platform untuk melaksanakan dengan baik pekerjaan pemeliharaan atau penyelesaian seperti casing dan tubing instalasi atau instalasi pohon bawah laut. Hal ini sering dibangun dengan spesifikasi desain perusahaan produksi minyak dan / atau investor, tetapi juga dapat menjadi lambung kapal tanker dimodifikasi dilengkapi dengan sistem positioning yang dinamis untuk mempertahankan posisinya selama well.Drillships hanya salah satu cara untuk melakukan pengeboran eksplorasi. Fungsi ini juga dapat dilakukan oleh Semi-submersible, tongkang jackup, tongkang, atau rig platform. 


17. Pengerukan adalah kegiatan penggalian atau operasi biasanya dilakukan setidaknya sebagian bawah air, di laut dangkal atau daerah air tawar dengan tujuan mengumpulkan sedimen dasar dan membuang mereka di mengeruk location.A berbeda adalah perangkat untuk Scraping atau mengisap dasar laut , Pengerukan dapat menghasilkan bahan untuk reklamasi atau tujuan lain (biasanya terkait dengan konstruksi), 


18. Sebuah kapal nelayan adalah perahu atau kapal yang digunakan untuk menangkap ikan di laut, atau di sebuah danau atau sungai. Berbagai jenis kapal yang digunakan dalam penangkapan ikan komersial, rakyat dan rekreasi. 
19. kapal penelitian (RV atau R / V) adalah kapal dirancang dan dilengkapi untuk melakukan penelitian di laut. Penelitian pembuluh melaksanakan sejumlah peran.Beberapa peran ini dapat dikombinasikan ke dalam pembuluh tunggal, yang lainnya memerlukan kapal khusus.
20. Pelabuhan kapal tunda. Kapal tunda historis adalah kapal berlayar di laut pertama yang menerima propulsi uap, kebebasan dari pembatasan angin, dan kemampuan untuk pergi ke segala arah. Dengan demikian, mereka dipekerjakan di pelabuhan untuk membantu kapal di docking dan keberangkatan Kapal tunda sangat bermanuver, dan berbagai sistem propulsi telah dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan manuver dan meningkatkan keamanan. Kapal tunda awal yang dilengkapi dengan roda dayung, tetapi ini segera digantikan oleh baling-driven kapal tunda.Nozel Kort telah ditambahkan untuk meningkatkan dorong per kW / hp. Hal ini diikuti oleh kemudi nosel-, yang menghilangkan kebutuhan untuk kemudi konvensional. Baling-baling cycloidal dikembangkan sebelum Perang Dunia II dan kadang-kadang digunakan dalam kapal tunda karena manuver. Setelah Perang Dunia II itu juga terkait dengan keselamatan karena perkembangan Traktor Air Voith, konfigurasi kapal tunda yang tidak dapat ditarik oleh derek nya. Pada akhir 1950-an, Z-drive atau (azimuth thruster) dikembangkan.Meskipun kadang-kadang disebut sebagai sistem Schottel, banyak merek ada: Schottel, Z-bling-bling, Duckpeller, Thrustmaster, Ulstein, Wartsila, dll sistem propulsi yang digunakan pada kapal tunda yang dirancang untuk tugas-tugas seperti docking kapal dan konstruksi kelautan. Baling-baling konvensional / kemudi konfigurasi yang lebih efisien untuk port-to-port penarik. 
21. Sebuah kapal kargo atau kapal barang adalah setiap jenis kapal atau kapal yang membawa kargo, barang, dan bahan dari satu port lain. Ribuan operator kargo laut mengarungi samudra dunia dan setiap tahun, mereka menangani sebagian besar perdagangan internasional. Kapal kargo biasanya dirancang khusus untuk tugas tersebut, seringkali dilengkapi dengan crane dan mekanisme lainnya untuk memuat dan membongkar, dan datang dalam semua ukuran 

22. Kapal perang adalah kapal yang dibangun dan terutama ditujukan untuk pertempuran. Kapal perang biasanya dibangun dengan cara yang sama sekali berbeda dari kapal dagang. Selain sebagai senjata, kapal perang dirancang untuk menahan kerusakan dan biasanya lebih cepat dan lebih lincah dari kapal dagang.Tidak seperti kapal dagang, kapal perang biasanya hanya membawa senjata, amunisi dan pasokan untuk awak sendiri (bukan pedagang kargo). Biasanya kapal perang milik angkatan laut 


23. Kapal berlayar sekarang digunakan untuk mengacu pada setiap kapal bertenaga angin besar. Dalam istilah teknis, sebuah kapal sebuah kapal berlayar dengan rig spesifik dari setidaknya tiga tiang, persegi dicurangi pada semua dari mereka, membuat kata sifat berlayar berlebihan. Dalam populer "kapal" menjadi terkait dengan penggunaan semua kapal berlayar besar dan ketika tenaga uap datang kata sifat menjadi perlu. Kapal berlayar besar yang tidak mungkin kapal dicurangi lebih tepat disebut perahu. 


24. Kapal selam adalah kapal yang mampu operasi independen di bawah permukaan air. Ini berbeda dari kapal selam, yang hanya memiliki kemampuan bawah air terbatas.Kapal selam istilah yang paling sering mengacu pada besar kapal berawak otonom, namun secara historis atau lebih santai, kapal selam juga dapat merujuk kepada kapal menengah atau lebih kecil (cebol kapal selam, kapal selam basah), jarak jauh Kendaraan Dioperasikan atau robot. Kapal selam Kata awalnya kata sifat yang berarti "bawah laut", dan akibatnya menggunakan lain seperti "rekayasa kapal selam" atau "kabel bawah laut" mungkin tidak benar-benar mengacu pada kapal selam sama sekali. Submarine disingkat dari "kapal selam" panjang.
25. The Landing Craft, Tank (Landing Craft Tank) adalah Kapal serbu amfibipendaratan UNTUK tangki di beachheads. Contoh Pertama kali selama PerangDunia Muncul Kedua. Mereka digunakan oleh Angkatan Laut Kerajaan AngkatanLaut AS murah Perang Dunia II Dalam,. Yang terakhir ini digunakan merekasetelah di bawah sebutan ITU Yang berbeda Dalam, Perang Korea Perang Vietnammurah. Selama Perang Dunia II, mereka biasa disebut DENGAN singkatan mereka,LCT.

Demikian informasi mengenai nama-nama kapal dan jenis jenis kapal yang ada di dunia pelayaran dan perkepalan di dunia (http://infokapal.wordpress.com/)  Lihat dan baca juga  Video Kapal Terbesar Di Dunia Youtube Kapal Pesiar Oasis of the Seas Mewah Termegah Di Dunia ,  Kapal Nabi Nuh : Ini Dia Video Penemuan Kapal Nabi Nuh ,  Sekolah Pelayaran Di IndonesiaPerusahaan Perkapalan Indonesia Dan Daftar Alamat Perusahaan Pelayaran Lengkap Di Indonesia   
  

bagian bagian kapal


Macam macam cacat las pada lambung kapal dan cara penanggulangan nya


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Menghasilkan produk berkualitas menjadi sebuah keharusan terutama dalam memenuhi kebutuhan dan jaminan kepada konsumen. Sehingga kemudian terlahirlah suatu standar penting yakni ISO 9001 (1987) yang merupakan model untuk jaminan kualitas dalam desain/pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan jasa yang merupakan salah satu seri dari ISO 9000. 
ISO 9000 sendiri merupakan sekumpulan standar sistem kualitas universal yang dihasilkan oleh International Organization for Standardization di Jenewa Swiss yang muncul sebagai jawaban adanya Pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa yang menekankan kebutuhan akan standar yang sama.

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang continue.
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses penyambungan ini ada kala-nya di sertai dengan tekanan dan material tambahan (filler material)

Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu antara 3000 –4000 SM. Sesudah energi listrik  dengan mudahnya di gunakan, teknologi pengelasan maju dengan sangat pesat, dan hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan.  Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia.

Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern.


Adapun Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi meliputi :
Perpipaan, konstruksi baja, bejana tekan, pipa pejal, lempengan logam dan sejenisnya Selain untuk pembuatan, proses pengelasan dapat juga dipergunakan untuk merepair/menyempurnakan, misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada proses pengecoran. Adapun fungsi lainnya yaitu membuat lapisan las pada perkakas mem-pertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam - macam reparasi lainnya.

TUJUAN PENULISAN

Tulisan yang saya buat ini  bertujuan untuk menguraikan  / menjelaskan terjadinya cacat las pada lambung kapal, macam-macam cacat las, dan cara penanggulangan cacat hasil pengelasan di lambung kapal serta prosedur pengelasan.

PERMASALAHAN

Pelat baja untuk lambung kapal merupakan komponen terbesar investasi kapal niaga yaitu sebesar 40% (Biro Klasifikasi Indonesia, 2006), dan memiliki resiko kerusakan tinggi akibat pengkaratan, sehingga membutuhkan biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak sedikit. Untuk mengurangi resiko pengkaratan saat pelat lambung kapal di produksi merupakan langkah awal atau preventif yang harus dilakukan agar terhindar dari pengkaratan dan kerusakan lebih lanjut. Pengkaratan ini dapat timbul selama proses produksi lambung kapal, yang mengalami berbagai macam perlakuan antara lain pemotongan, pembengkokan dan pengelasan.
Dan pada perindustrian dan konstruksi perkapalan sudah pasti tidak terlepas dari proses pengelasan. Dan ternyata tidak jarang kapal mengalami kerusakan pada konstruksi las-nya. Kerusakan ini berupa cacat pengelasan yakni patah sambungan las-nya, retak hasil las-nya yang secara kasat mata tak tampak, yang perlu perbaikan segera. Untuk itulah pada uraian selanjutnya akan dijelaskan bagaimana cara penaggulangan cacat hasil pengelasan tersebut jika terjadi pada konstruksi kapal sehingga tidak terjadi hal – hal yang tidak di inginkan ketika kapal sedang berada di tengah laut seperti tenggelam-nya kapal,  atau kandasnya sebuah kapal.

GAMBARAN UMUM FUNGSI PENGELASAN PADA LAMBUNG KAPAL

Pembuatan lambung kapal dengan konstruksi las, pada umumnya dilakukan dengan cara konstruksi blok, yaitu membagi badan kapal ke dalam blok. Masing-masing blok dirakit terlebih dahulu dan kemudian blok-blok itu disusun dan disambung satu sama lain di atas landasan pembangunan (galangan perakit). pengerjaan kapal baru dibagi dalam empat tahapan secara garis besar yaitu tahap Fabrikasi, tahap sub-Assembly, tahap Assembly, dan tahap Erection (penyambungan blok),dimana keempat tahapan ini tidak lepas dari kegiatan pengelasan.Selain itu, pembuatan lambung kapal dengan konstruksi las membutuhkan perencanaan yang sesuai dengan urutan pengelasan (seperti pemeriksaan ukuran alur, pemilihan bahan las, dll) dan perlakuan khusus seperti perakitan kotak konstruksi dasar ganda harus dimulai dari tengah dan menuju ke sisi guna mengurangi tegangan sisa. Pelaksanaan pengelasan harus sesuai dengan diameter elektroda dan posisinya, dan harus diperhatikan cara menggerakkan elektroda sehingga tidak menimbulkan cacat las seperti takik las, lubang halus dan penembusan yang tidak sempurna dimana hal-hal ini biasa terjadi pada proses pengerjaan pembuatan kapal di PT.Industri Kapal Indonesia sehingga terjadi pengerjaan ulang (rework) dan akibatnya akan menambah biaya (cost) pembangunan suatu kapal baru. 
Kualitas sambungan las sangat tergantung pada ketrampilan juru las yang melakukan, jadi Biro Klasifikasi sekarang ini biasanya meminta persyaratan atau kualifikasi tertentu untuk juru las yang akan melaksanakan pengerjaan las untuk kapal. Oleh karena itu mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam pengelasan untuk penciptaan kualitas produk menjadi penting
Dari berbagai jenis pengelasan yang telah dikenal, pengelasan pada kapal mempunyai  suatu persyaratan dari Badan Klasifikasi yang mengawasi dan memberikan kelayakan tentang kekuatan konstruksi kapal. Hal ini karena kapal selain berada pada media cair yang selalu mendapat gaya – gaya hidrostatik gelombang air dari luar badan kapal juga mendapatkan beban berat sehingga kapal sebagai sarana pengangkutan perlu mendapatkan perhatian khusus tentang kekuatan dan faktor keselamatannya.

Untuk memenuhi persyaratan yang dituntut dari pemilik kapal dan badan klasifikasi maka peran juru las sangatlah besar, dan untuk itu teknik – teknik pengelasan pada kapal harus diikuti agar mendapatkan mutu las yang baik dan dapat diterima oleh pemilik kapal maupun badan klasifikasi.  Seperti diketahui bahwa peran dan volume pekerjaan pengelasan pada kapal sangatlah besar, dimana ketrampilan seorang juru las dituntut mempunyai  kompetensi secara mandiri (individual skill).

Dengan demikian seorang juru las perlu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang matang agar proses pengelasan yang dilakukan mempunyai mutu dan kecepatan yang tinggi, sehingga diharapkan dapat diterima oleh Badan Klasifikasi dan pemilik kapal. Teknologi Las Kapal merupakan metode penyambungan baja pada kapal dengan mengikuti standar yang berlaku  untuk pembangunan kapal. 

Pada umumnya pengelasan pada badan kapal yang banyak digunakan adalah pengelasan dengan proses las busur listrik (SMAW), las busur rendam ( SAW ) dan proses las busur listrik dengan pelindung gas ( FCAW / GMAW ) dari material baja karbon  dan baja kekuatan tarik tinggi.  Sedangkan proses las elektrode tak terumpan (GTAW ) banyak digunakan untuk mengelas bagian – bagian kapal seperti perpipaan, saluran udara dan bagian – bagian kecil lainnya yang menggunakan plat tipis. 

Dari beberapa jenis pengelasan yang digunakan untuk mengelas bangunan kapal pada umumnya mempunyai prosedur pengelasan sendiri-sendiri dimana kelihatannya sangat sederhana, namun bila diteliti secara cermat maka didalamnya banyak masalah yang harus diatasi dimana pemecahanya memerlukan banyak disiplin ilmu pengetahuan.  Oleh karena itu pengetahuan harus menyertai praktek, secara lebih detail bahwa perancangan konstruksi bangunan kapal dengan sambungan las harus direncanakan pula tentang teknik pengelasan, bahan las dan jenis las yang digunakan serta pemeriksaannya.

Plat baja
Tipikal produk baja adalah plat baja. Plat baja diklasifikasikan berdasarkan pemakaiannya oleh Standar Industri Jepang (JIS). Juga diklasifikasikan sesuai dengan ketebalannya menjadi plat tebal (25 mm atau lebih), plat (3 mm sampai dengan kurang dari 25 mm) dan plat tipis (kurang dari 3 mm).

BAB II
ISI

PROSEDUR PENGELASAN, MASALAH-MASALAH PADA SAMBUNGAN LAS DAN CACAT LAS PADA LAMBUNG KAPAL SERTA CARA PENANGGULANGANNYA

A. PROSEDUR PENGELASAN

Prosedur Pengelasan (WPS) adalah suatu perencanaan untuk pelaksanaan pengelasan yang meliputi cara pembuatan konstruksi pengelasan yang sesuai dengan rencana dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang diperlukan dalam pelaksanaan tersebut. Karena itu mereka yang menentukan prosedure pengelasan harus mempunyai pengetahuan dalam hal pengetahuan bahan dan teknologi pengelasan itu sendiri serta dapat menggunakan pengetahuan tersebut untuk effesiensi dari suatu aktivitas produksi. Di dalam pembuatan prosedure pengelasan (WPS) code atau Standard yang lazim dipakai di negara kita adalah American Standard ( ASME, AWS dan API ). Selain American Standard design dan fabrikasi yang sering kita jumpai adalah British Standard ( BS ), Germany Standard ( DIN ), Japanese Standard ( JIS ) dan ISO. Akan tetapi hingga saat ini standard yang paling sering dijadikan acuan untuk pembuatan prosedure pengelasan ASME Code Sect IX (Boiler, Pressure Vessel, Heat Exchanger, Storage Tank), API Std 1104 ( Pipeline ) dan AWS (Structure & Plat Form). Dalam prosedur Pengelasan (WPS) harus ditampilkan variabel-variabel yang mempengaruhi kualitas hasil pengelasan. Variabel-variabel itu dapat digolongkan menjadi 3 (Tiga) kelompok :
1. Essential Variable.
Suatu variabel yang bila diubah akan berpengaruh pada mechanical properties hasil pengelasan.
2Supplement Essential Variable.
Suatu variabel yang bila diubah akan berpengaruh pada Nilai Impact hasil pengelasan.
3. Non Essential Variable.
Suatu variabel bila diubah tidak akan mempengaruhi nilai impact dan mechanical properties hasil pengelasan.

Langkah – Langkah Pembuatan Prosedur Pengelasan ( WPS ) :
a. Menyusun draft / prelimenary prosedure pengelasan (WPS).
b. Melakukan pengelasan pada test coupon sesuai dengan parameter-parameter
    pengelasan yang telah tertulis dalam draft prosedure tersebut (WPS).
c. Membuat test specimen dan melakukan uji specimen dengan Destructive Test.
d. Mengevaluasi hasil Destructive Test dengan Standard / code yang digunakan.
e. Mencatat dan mensertifikasi hasil uji tersebut pada lembar Prosedur Kualifikasi
Record (PQR).

Faktor Utama yang diperhitungkan dalam Penyusunan Prosedur Pengelasan (WPS) :
a. Jenis material induknya (Base Metal)
b. Jenis proses welding yang digunakan
c. Jenis kawat las yang dipakai
d. Kondisi pemakaian alat yang akan di las 

Disamping 4 ( empat ) persyaratan diatas ada persyaratan lain seperti :
a. Compability antara kawat las dan material induk (Base Metal).
b. Sifat-sifat metallurgy dari material tersebut khususnya weldabilitynya.
c. Proses pemanasan (Preheat, Post Heat, Interpass Temperatura Dan PWHT).
d. Design sambungan dan beban.
e. Mechanical properties yang diinginkan.
f. Lingkungan kerja (enviroment work) pada equipment tersebut.
g. Kemampuan welder.
h. Safety.

Langkah – langkah mengkualifikasi prosedur pengelasan (WPS)
Langkah – langkah dalam melakukan kualifiaksi prosedure pengelasan yaitu :
a. Membuat Test Coupon.
b. Melakukan pengelasan pada test coupon dengan parameter-parameter sesuai yang tercantum dalam draft Prosedure pengelasan (WPS). Hal-hal yang dianjurkan adalah mencatat semua variabel essential, Non essential maupunSupplementary essential.
c. Memotong test coupon untuk dijadikan specimen test DT (Destructive Test).
d. Jika hasil test DT dinyatakan accepted harus di record pada Prosedure Kualifikasi Pengelasan             (PQR).
e. Membandingkan hasil PQR dengan parameter yang ada di WPS untuk menjamin bahwa range dan parameter yang tercantum pada WPS ter-coverpada PQR.

B. CACAT-CACAT PADA PENGELASAN.

Semua jenis cacat las pada umumnya disebabkan kurangnya pengetahuan dari welder / juru las terhadap teknik-teknik pengelasan termasuk pemilihan parameter las. Oleh karena itu dari mulai pengelasan sampai akhir pengelasan harus selalu diadakan pemeriksaan dengan cara-cara yang telah ditentukan, misalnya secara visual, dye penetrant / dye check, radiography, ultrasonic atau dengan cara-cara lain.
Cacat las/defect weld adalah suatu keadaan yang mengakibatkan turunnya kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil las-an yang dimaksud adalah berupa turunnya kekuatan dibandingkan kekuatan bahan dasar base metal atau tidak baiknya performa/tampilan dari suatu hasil las. atau dapat juga berupa terlalu tingginya kekuatan hasil las-an sehingga tidak sesuai dengan tuntutan kekuatan suatu konstruksi.
Terjadinya cacat las ini akan mengakibatkan banyak hal yang tidak diinginkan dan mengarah pada turunnya tingkat keselamatan kerja, baik keselamatan alat, pekerja/user/operator, lingkungan dan perusahaan/industri/instansi. Di samping itu juga secara ekonomi akan mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan pada gilirannya industri/perusahaan/instansi tersebut mengalami kerugian atau penurunan laba.
Sedangkan definisi pengelasan sendiri adalah proses penyambungan antara dua logam /baja atau lebih dengan menggunakan energi panas sebagai media-nya. Karena proses ini maka logam disekitar las-an mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan terjadinya deformasi. Hal ini sangat erat hubungan-nya dengan terjadinya cacat las yang mempunyai pengaruh fatal terhadap keamanan kontruksi material yang di-las terutama pada bagian Lambung Kapal.

Cacat las pada umumnya dapat dikategorikan seperti :
1.      Rounded indication atau cacat bulat
2.      Linear indication atau cacat memanjang

Rounded indication atau cacat bulat adalah merupakan cacat las yang diperbolehkan apabila dimensi / ukuran panjang kumpulan cacat masih berada pada cacat maksimum sesuai kriteria penerimaan yang dipakai, misal : liang-liang renik (porosity)
Linear indication atau cacat memanjang adalah cacat yang tidak diperbolehkan sama sekali (retak, penembusan kurang, peleburan kurang).

Ada beberapa cacat di dalam pengelasan yaitu :
1. Retak (Cracs),
2. Voids,
3. Inklusi,
4. Kurangnya fusi atau penetrasi (lack of fusion or penetration),
5. Bentuk yang tak sempurna (imperfect shape),
6. Penembusan kurang baik.
7. Keropos

Retak
Jenis cacat ini dapat terjadi baik pada logam las (weld metal), daerah pengaruh panas (HAZ) atau pada daerah logam dasar (parent metal).  Cacat las yang sangat sering terjadi adalah retak las. Retak las di bagi menjadi dua kategori yaitu retak panas dan retak dingin.
-
Retak panas adalah retak yang terjadi pada suhu diatas 500oC. Retak panas dibagi menjadi dua kelas yaitu :
1.      Retak karena pembebasan tegangan pada daerah pengaruh panas yang terjadi pada suhu 500oC - 700o
2.      Retak yang terjadi pada suhu diatas 900oC yang terjadi pada peristiwa pembekuan logam las. Retak panas sering teriadi pada logam las karena pembekuan, biasanya berbentuk kawah dan retak memanjang. Retak  panas ini terjadi karena pembebasan tegangan pada daerah kaki didalam daerah pengaruh panas.

Retak ini biasanya terjadi pada waktu logam mendingin setelah pembekuan dan terjadi karena adanya tegangan yang timbul, yang disebabkan oleh penyusutan dan sifat baja yang ketangguhannya turun pada suhu dibawah suhu pembekuan.

Ke-retak-kan las yang lain adalah retak sepanjang rigi-rigi las-an retak disamping las dan retak memanjang diluar rigi-rigi las-an. Akan tetapi penyebab umum pada semua jenis keretakan las ini adalah :
1. Benda kerja yang di-las terlalu kaku.
2. Pilihan jenis elektroda yang tidak tepat atau salah.
3. Benda kerja terbuat dari baja ber-karbon tinggi.
4. Penyebaran panas pada bagian-bagian yang di las tidak seimbang.
5. Pendinginan setelah pengelasan yang terlalu cepat.
-
Retak dingin adalah retak yang terjadi pada daerah las pada suhu kurang lebih 300oC. Retak dingin didaerah HAZ  biasanya terjadi antara beberapa menit sampai 48 jam sesudah pengelasan. Retak dingin ini disebabkan oleh :.
1. Struktur daerah pangaruh Panas.
2. Tegangan.
3. Hidrogen difusi didaerah las.

Voids (porositas)
Porositas merupakan cacat las berupa lubang-lubang halus atau pori-pori yang biasanya terbentuk di dalam logam las akibat terperangkapnya gas yang terjadi ketika proses pengelasan. Disamping itu, porositas dapat pula terbentuk akibat kekurangan logam cair karena penyusutan ketika logam membeku. Porositas seperti itu disebut: shrinkage porosity.
  
Penyebab porositas antara lain :
- Nyala busur terlalu panjang
- Arus terlalu rendah
- kecepatan las terlalu tinggi
- kandungan belerang terlalu tinggi

Inklusi

Cacat ini disebabkan oleh pengotor (inklusi) baik berupa produk karena reaksi gas atau berupa unsur-unsur dari luar, seperti: terak, oksida, logam wolfram atau lainnya. Cacat ini biasanya terjadi pada daerah bagian logam las (weld metal).

Kurangnya Fusi atau Penetrasi

1. Kurangnya Fusi
Cacat ini merupakan cacat akibat terjadinya ”discontinuity” yaitu ada bagian yang tidak menyatu antara logam induk dengan logam pengisi. Disamping itu cacat jenis ini dapat pula terjadi pada pengelasan berlapis (multipass welding) yaitu terjadi antara lapisan las yang satu dan lapisan las yang lainnya.

2. Kurangnya Penetrasi
Cacat jenis ini terjadi bila logam las tidak menembus mencapai sampai ke dasar dari sambungan.

Bentuk Yang Tidak Sempurna

Jenis cacat ini memberikan geometri sambungan las yang tidak baik (tidak sempurna) seperti: undercut, underfill, overlap, excessive reinforcementdan lain-lain. Morfologi geometri dari cacat ini biasanya bervariasi. Pengerukan ini terjadi pada benda kerja atau konstruksi yang termakan oleh las sehingga benda kerja tadi berkurang kekuatan konstruksi meskipun sebelumnya telah dilakukan pengelasan.

Sebab-sebab pengerukan las antara lain :

1.      Ayunan elektroda selama pengelasan tidak teratur.
2.      Kecepatan pengelasaan yang terlalu tinggi pula.
3.      Busur nyala yang terlalu panjang.
4.      Posisi elektroda selama pengelasan tidak tepat.
5.      Ukuran elektroda yang salah.
6.      Arus yang terlalu tinggi
7.      sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.

Penembusan Kurang Baik

Selain retak, cacat las yang juga sering terjadi, adalah penembusan las yang kurang dan jelek. Jika penembusan pengelasan kurang maka akibat yang timbul pada konstruksi adalah kekuatan konstruksi yang kurang kokoh karena penembusan yang kurang. Karena kurang penembusan inilah maka penyambungan tidak sempurna.

Penyebab dari penembusan yang kurang ini antara lain :

 - Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi.
 - Arus terlalu rendah.
 - Diameter elektroda yang terlalu besar atau terlalu kecil.
 - Benda kerja terlalu kotor.
 - Persiapan kampuh atau sudut kampuh tidak baik.
 - Busur las yang terlalu panjang.

Keropos

Keropos merupakan cacat las yang juga sering terjadi dalam pengelasan. Keropos ini bila didiamkan, lama kelamaan akan menebar yang di ikuti dengan perkaratan atau korosi pada konstruksi sehingga kontruksi menjadi rapuh karena korosi tadi.
Cacat ini memang kelihatannya sepele akan tetapi dampak yang ditimbulkan oleh cacat ini cukup membahayakan juga. Penyebab keropos ini yakni :

 - Busur pendek.
 - Kecepatan mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
 - kurang waktu pengisian.
 - Terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja.
 -  Kesalahan memilih jenis elektroda.

C. CARA PENANGGULANGAN CACAT LAS

Dalam pembuatan bangunan kapal baru jumlah pekerjaan las kira-kira sepertiga dari seluruh jumlah pekerjaan. Ada kapal yang dibangun dengan sistem blok dan ini berarti banyak sekali konstruksi yang menggunakan pengelasan. Jadi cacat-cacat las yang ada harus ditekan sekecil mungkin atau bahkan harus dihindari sebisa mungkin.
Untuk mengatasi macam-macam cacat las yang telah terjadi supaya hasil pekerjaan las dapat memuaskan banyak pihak, maka perlu dilaksanakan cara-cara penanggulangannya, yaitu sebagai berikut :

1. Penanggulangan Retak Las

Dalam menghindari terjadinya retakan las pada daerah panas, atau usaha penaggulanganya supaya tidak terjadi retak pada las antara lain :

- Mendinginkan perlahan-lahan setelah dilas.
- Menggunakan elektroda yang betul, dalam hal ini sedapat mungkin menggunakan elektroda dengan fluk yang mempunyai kadar hydrogen rendah.
- Sebelum mengelas, pada daerah sekitar kampuh harus dibersihkan dari air, karat, debu, minyak dan zat organik yang dapat menjadi sunrber hidrogen.
- Mengadakan pemanasan pendahuluan sebelum memulai pengelasan, dengan cara ini retak las dapat terhindarkan
-  Membebaskan kampuh dari kekakuan.

2. Penanggulangan Penembusan Las Yang Kurang Baik
Cara untuk mengatasi cacat las penembusan yang kurang baik dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut :
-          Membersihkan benda kerja dari terak dan kotoran yang ada.
-          Penyetelan arus pengelasan yang tepat.
-          Mengatur kecepatan las, sehingga kedua sisi benda kerja mencair dengan baik.
-          Pengelasan diperlambat dan stabil agar panas yang didapat lebih merata.
-          Memilih diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran coakan.
-          Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.
-          Membetulkan sudut kampuh.

3.  Penanggulangan Pengerukan las (Under Cut)
Cara untuk mengatasi cacat las pengerukan/under cut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
-   Mengurangi kecepatan mengelas.
-   Menyetel arus yang tepat.
-   Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.
-   Menggunakan ukuran elektroda yang benar.
-   Menyetel posisi elektroda, sehingga gaya busur nyala akan menahan cairan pengelasan.
-   Mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur.

4.  Penanggulangan Cacat Las Karena Keropos.
Cara untuk mengatasi cacat las keropos dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
-          Memberi waktu pengisian yang cukup untuk melepaskan gas.
-          Mempertahankan jarak busur yang baik.
-          Mengurangi kecepatan pengelasan atau kecepatan dipertinggi.
-          Membersihkan benda kerja.
-          Menggunakan elektroda yang tepat.

5.   Penanggulangan Pengerutan Benda Kerja
Pada setiap proses pengelasan akan terjadi yang namanya perubahan bentuk terhadap benda kerja. Perubahan bentuk ini akan mengurangi ketelitian ukuran dan penampakan luar serta dapat juga menurunkan kekuatan. Hal-hal untuk mengurangi terjadinya pengerutan benda kerja atau perubahan bentuk antara lain :

6.  Pengurangan masuknya panas dan logam panas.
Dengan mengurangi masuknya panas lasan yang seperlunya saja maka tidak akan terjadi suhu yang terlalu tinggi. Sehingga perubahan bentuk dapat dikurangi menjadi sekeci-kecilnya. Bila logam las dikurangi, maka jumlah logam pada waktu mendingin tidak terlalu banyak dan dengan sendirinya perubahan bentuk juga dapat dikurangi. Pengurangan bahan las dapat dilakukan dengan mengurangi panjang las, memilih bentuk kampuh yang sesuai, memotongplat yang akan dilas dan merakitnya dengan teliti.

7.  Menentukan urutan pengeiasan yang tepat.
Perubahan bentuk pada umumnya dapat dihindari dengan ururan pengelasan yang sesuai. Dalam menghindari perubahan bentuk dapat dilakukan dengan mengelas dengan meloncatloncat. Bila perubahan bentuk ini terjadi, untuk meluruskannya kembali diperlukan waktu dan kerja yang cukup banyak. Adapun cara untuk mengatasi perubahan bentuk tadi adalah sebagai berikut :

  • Pengelasan sedikit mungkin. Pengelasan yang berlebihan akan menimbulkan peng-kerutan yang bertambah besar
  • Dudukan benda yang hendak dilas sedikit dimiringkan keluar, sehingga rigi-rigi las akan menariknya kepada kedudukan yang didinginkan.
  • Melakukan pengelasan yang bergantian pada setiap sisi dan membuat urutan rigi-rigi yang menimbulkan gaya-gaya penyusutan yang saling meniadakan.
Bila pada jenis sambungan I dilas mengalami pengkerutan, rigi-rigi dapat membuat kampuh menjadi berimpit sesamanya.
Maka kerusakan ini dapat diatasi dengan cara antara lain :

  • Membuat las pengikat atau las atau las titik/tack weld.
Las pengikat ini diletakkan di tempat-tempat yang kiranya benda kerja akan mengerut bila nanti dilas. Sehingga dengan adanya las pengikat ini pengerutan benda kerja tidak terjadi.

  • Mebuat celah yang melebar.
Disini pelebaran celah tidak boleh asal melebar, akan tetapi masih dalam jangkauan kemampuan las. Ini dimaksudkan agar bila nanti setelahpengelasan mengalami pengerutan celah yang mengalami pelebaran tadi.

  • Memasang pasak untuk mempertahankan lebar celah.
Pasak ini berguna untuk menjaga lebar celah pada benda kerja yang juga disebut dengan plat pengikat. Jadi bila setelah pengelasan kondisi kerja tetap pada posisi semula karena telah diikat oleh pasak tadi.


Untuk mengurangi perubahan bentuk dari pengaruh urutan pengelasan dilakukan dengan jalan:

  1. Pengelasan dilakukan dari titik yang terikat ketitik yang terbebas.
  2. Majunya pengelasan dibuat simetri tehadap sumbu netral.
  3. Menggunakan pengelasan susulan mundur atau kebelakang, untuk menghindari perubahan bentuk pada daerah memanjang.
Untuk mengurangi perubahan bentuk dari segi persiapan kampuh dapat dilakukan dengan cara:

  • Membuat sudut kampuh sekecil mungkin.
  • Membuat celah kampuh sekecil mungkin.
  • Membuat kampuh ganda bila tebal plat lebih dari 16 mm.

Cara pengelasan konstruksi lambung kapal biasanya dilakukan langkah-langkah antara lain:

  1. Pemeriksaan ukuran alur
  2. Pemilihan bahan las yang tepat
  3. Penentuan ukuran pengelasan
  4. Pembersihan alur dari debu, karat, dan minyak.
Perlu diketahui bahwa perakitan konstruksi dimulai dari tengah menuju kesisi. Sedangkan untuk pengelasan antar plat kulit dan rangka geladak atas urutan-nya adalah las tumpul dan kemudian barulah las tumpang. Pengelasan dalam reparasi/perbaikan kapal harus diperhatikan hal-hal berikut:

  1. Menentukan se-teliti mungkin besarnya bagian yang rusak.
  2. Memperhatikan lingkungan kerja, misalnya dalam memindahkan tabung gas  yang mudah terbakar.
  3. Memasang pengaman bila pengelasan dilakukan ditempat yang tinggi.
  4. Mempersiapkan tenaga listrik yang diperlukan.
  5. Dalam penggantian plat harus disiapkan lubang batas dan harus menentukan urutan pengelasan.